KELAS : 1PA13
NPM : 18513967
ALAMAT : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
Manusia
Dan Pandangan Hidup
MANUSIA
DAN PANDANGAN HIDUP
A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup yang bersifat
kodrati, karena menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya
pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan
petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil
pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidupnya.
Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi
pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu terdiri dari
tiga macam:
Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan
hidup yang mutlak kebenarannya.
Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan
kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang
relatif kebenarannya.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu
cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan
satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan.
B. CITA-CITA
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, cita-cita adalah
keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Dengan demikian
cita-cita merupakan pandangan masa depan dan pandangan hidup yang akan datang.
Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin
tinggi, dengan perkataan lain, cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan
tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin
terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang
akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang
mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor, manusia
yang memiliki cita-cita, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang
dicita-citakan, dan seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh
kualitas manusianya. Ada orang yang tidak berkemauan, sehingga apa yang
dicita-citakan hanya merupakan khyalan saja.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada
umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang
menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita,
sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya
suatu cita-cita.
Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam
mencapai cita-cita. Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan
cita-citanya setinggi bintang di langit. Tetapi bagaimana faktor manusianya,
mampukah yang bersangkutan mencapainya; demikian juga faktor kondisinya
memungkinkan hal itu, apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang cita-cita.
Sementara itu ada lagi anjuran, agar seseorang menempatkan cita-citanya yang
sepadan atau sesuai dengan kemampuannya. Pepatah mengatakan “bayang-bayang
stinggi badan”, artinya mencapai cita-cita sesuai dengan kemampuan dirinya.
Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai apa
yang diidam-idamkan. Pada umumnya dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dilaluinya.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan, kebaikan, atau perbuatan yang mendatangkan
kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai
dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik,karena menurut kodratnya manusia itu
baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat
baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh, yang terdiri atas
jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena
merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri
sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri, dan sebagainya. Justru karena
itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal
kebajikan.
Manusia merupakan makhluk sosial, yang hidup bermasyarakat,
saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota
masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling
merugikan, dan sebagainya.
Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat
berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi dengan kemampuan jasmani
dan rohani, juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan,
dan sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga
segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota
masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada
tiga hal, yaitu:
Faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu
seseorang masih dalam kandungan.
Faktor lingkungan (environment). Lingkungan yang membentuk
seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir.
Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Faktor pengalaman yang khas yang pernah diperoleh. Baik
pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifatnya
positif, memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai
pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.
Kesimpulan:
Manusia merupakan makhluk sosial, yang hidup bermasyarakat,
saling membutuhkan satu sama lain,manusia tidak dapat hidup sendiri. Oleh sebab
itu manusia di ciptakan akal agar dapat berfikir untuk bersikap kebaikan dan
terciptalah seperti apa yg ada di atas.
Sumber: