Tugas : 1
Nama : Tri Supangso Pasolang Tangdilambi
Kelas : 2 pa 16
NPM : 18513967
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
StandarKonsep kepribadian yang sehat adalah yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dimana dari konsep tersebut menggambarkan topik yang berusaha mencakup kepribadian manusia. Selain itu banyak ahli mengemukakan suatu tingkat perkembangan kepribadian yang melampaui normalitas dan dengan demikian tetap berhubungan dengan semangat psikologi pertumbuhan.
Konsep “diri”ndari orang yang sehat merupakan suatu bagian yang
penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian yang sehat. Baik
kata maupun konsep tersebut tampaknya sederhana sampain kita mulai
memeriksa bermacam-macam cara bagaimana ahli-ahli teori kepribadian
berusaha menjelaskan sifat dan fungsinya.
A. Aliran Psikoanalisis
1. Kepribadian dalam teori psikoanalisa
Dalam mencoba mamahami sistem kepribadian manusia, Freud membangun
model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan
satu sama lain. Konflik dasar dari tiga sistem kepribadian tersebut
menciptakan energi psikis individu. Energi dasar ini menjadi kebutuhan
instink individu yang menuntut pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id,
ego, dan superego.
1.1. Id
Id(das es) adalah sistem kepribadian yang paling dasar yang didalamnya naluri-naluri bawaan. Aspek ini merupakan sistem original pada manusia yang berhubungan dengan kondisi biologis manusia.
1.2. Ego
Ego(das ich) adalah sistem kepribadian yang mengarahkan individu pada dunia objekdari kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego terbentuk pada struktur kepribadian manusia sebagai hasil kontak dengan dunia luar.
1.3. Super ego
Super ego(das ueber ich) merupakan sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang
sifatnya evaluatif.
2. Fase perkembangan kepribadian
Freud menyatakan bahwa pada manusia terdapat enam fase atau tahapan perkembangan yang kesemua tahapan tersebut menentukan bagi pembentukan kepribadian, dan masing-masing fase berkaitan dengan daerah atau bagian tubuh tertentu yang peka dan bisa mendatangkan kesenangan seksual apabila dikenai rangsangan. Adapun fase pekembangan yangg dimaksudkan Freud ialah:
a. Fase oral berlangsung pada anak usia 0-1 tahun
b. Fase anal barlanngsung pada anak usia 1-3 tahun
c. Fase falik berlangsung pada anak usia 3-5 tahun
d. Fase latent berlangsung pada anak usia 5-12/13 tahun
e. Fase genital berlangsung pada anak usia 12/13-dewasa
B. Aliran Behaviorisme
Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu poin yang faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut.
Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada
penemuan pola yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan
berbagai konsekuensi yang diperkuatnya.
Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk mengontrol perilaku.
Tekhnik tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pengekangan fisik (psycal restraints)
Menurut skinner, kita mengntrol perilaku melalui pengekangan fisik. Misalnya, beberapa dari kita menutup mulut untuk menghindari diri dari menertawakan kesalahan orang lain. Orang kadang-kadang melakukannya dengan bentuk lain, seperti berjalan menjauhi seseorang yang tealh menghina ita agar tidak kehilangan kontrol dan menyerang orang tersebut secara fisik.
2. Bantuan fisik (physical aids)Kadang-kadang orang menggunakan obat-obatan untuk mengontrol perilaku
yang tidak dinginkan.
Obat perangsang agar tidak mengatuk saat menempuh perjalanan jauh. Bantuan fisik bisa juga digunakan untuk memudahkan perilaku tertentu, yang bisa dilihat pada orang yang memiliki masalah penglihatan dengan cara memakai kacamata.
3. Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)
Suatu tekhnik lain adalah mengubah stimulus yang bertanggunggung jawab. Misalnya, orang yang berkelebihan berat badan menyisihkan sekotak permen dari hadapannya sehingga dapat mengekang diri sendiri.
4. Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions)
Skinner menyatakan terkadang kita mengadakan perubahan emosional dalam diri kita untuk mengontrol diri. Misalnya, beberapa orang menggunakan tekhnik meditasi untuk mengatasi stres.
5. Melakukan respons-respons lain (performing alternativeresponses)
Menurut Skinner, kita juga sering menahan diri dari melakukan perilaku yang membawa hukuman dengan melakukan hal lain. Misalnya, untuk menahan diri agar tidak menyerang orang yang sangat tidak kita sukai, kita mungkin melakukan tindakan yang tidak berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.
6. Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement)
Salah satu teknik yang kita gunakan untuk mengendalikan perilaku menurut Skinner, adalah positive self-reinforcement. Kita menghadiahi diri sendiri atas perilaku yang patut dihargai. Misalnya, seorang pelajar menghadiahi diri sendiri karena telah belajar keras dan dapat mengerjakan ujian dengan baik, dengan menonton film yang bagus.
7. Menghukum diri sendiri (self punishment)
Akhirnya, seseorang mengkin menghukum diri sendiri karena gagal mencapai tujuan diri sendiri. Misalnya, seorang mahasiswa menghukum dirinya sendiri karena gagal melakukan ujian dengan baik dengan cara menyendiri dan belajar kembali dengan giat.
C. Aliran Humanistik
1. Ajaran-ajaran dasar psikologi humanistik
1.1. Individu sebagai keseluruhan yang integral
Maslow menganut prinsip holistik, yaitu sebuah prinsip yang meyakini suatu fenomena atau gejala itu hanya bisa dipelajari jika bersifat menyeluruh dan bersifat integral. Untuk itulah, teori kepribadian humanistik mengemukakan bahwa manusia atau individu itu harus dipelajari dengan dan secara menyeluruh, bukan memisahkannya menjadi beberapa elemen.
Maka dalam teorinya, Maslow menyatakan bahwa motivasi itu mempengaruhi individu secara keseluruhan, bukan hanya bagian-bagian tertentu saja. Semisal ketika kita lapar, yang menyebabkan dorongan (motivasi) itu bukan hanya perut, melainkan diri kita (manusia). Makanan memuaskan kita, bukan perut kita.
1.2. Ketidak relevan penyelidikan dengan hewan
Maslow menegaskan bahwa penyelidikan dengan hewan tidak relevan bagi upaya memahami tingkah laku manusia. Hal ini dikarenakan mengabaikan ciri-ciri yang khas manusia.
1.3. Pembawaan baik manusia
Ajaran lain dari teori ini menyatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah baik. Adapun kejahatan atau keburukan yang ada dalam diri manusia itu disebabkan karena pengaruh lingkungan yang buruk, bukan bawaan
1.4. Potensi kreatif manusia
Kreatifitas merupakan ajaran yang penting dalam teori kepribadian humanistik. Potensi kreatif adalah potensi umum yang pasti dimiliki setiap individu. Maslow yakin bahwa orang yang memiliki kesempatan dan berada dalam lingkungan yang memungkinkan akan dapat mengungkapkan segenap potensinya dengan kreatifitasnya.Untuk menjadi kreatif, tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan khusus. Bagi Maslow, kreatifitas adalah bagaimana seseorang itu mampu mengekspresikan dirinya untuk menjadi apa yang dia inginkan.
2. Teori kebutuhan bertingkat
2.1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
Adalah sekumpulan kebutuhan-kebutuhan dasar yang paling penting untuk segera dipenuhi karena terkait dengan kelangsungan hidup manusia, seperti makanan, udara, air dan yang lain. Jika kebutuhan ini belum terpenuhi, maka individu tidak akan tergerak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang di atasnya.
Kebutuhan fisiologis terutama kebutuhan akn makanan adalah salah
satu aspek penting untuk memahami tingkah laku manusia. Efek dari
kelaparan atau kekurangan itu sungguh berpengaruh terhadap tingkah laku
individu atau manusia, salah satunya ditunjukkan oleh moral yang
menurun, seperti mencuri. Dengan demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa
kebutuhan ini menjadi pendorong dan berpengaruh kuat terhadap tingkah
laku manusia dan manusia akan memenuhinya terlebih dahulu sebelum
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi.
2.2. Kebutuhan akan rasa aman
Menurut Maslow adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kenyamanan dan keteraturan dari keadaan lingkungan sekelilingnya.
2.3. Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki
Adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan interaksi dan ikatan emosional dengan individu yang lain, baik di lingkungan keluarga atau masyarakat. Individu akan mengalami keterasingan, kesepian apabila keluarga, teman atau pasangan hidup meninggalkannya. Ia akan mengalami penderitaan dalam hidupnya. Tapi bagi sebagian orang, dalam kesepiannya, ia bisa memunculkan suatu kreativitas.
Maslow menekankan bahwa kebutuhan ini mencakup keinginan untuk
mencintai dan dicintai. Menurut Maslow, kedua hal ini merupakan syarat
terciptanya perasaan yang sehat. Tanpa cinta, seseorang akan dikuasai
rasa kebencian, tak berharga dan kehampaan.
2.4. Kebutuhan akan rasa harga diri
Maslow membagi kebutuhan ini menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah penghargaan yang berasal dari diri individu, yang mencakup rasa percaya diri, berkompetisi, kemandirian serta kebebasan. Individu ingin yakin bahwa dirinya berharga serta mampu mengatasi segala tantangan dalam hidupnya. Bagian kedua adalah penghargaan dari orang lain diantaranya prestasi, pujian atau hadiah.
Terpuaskannya kebutuhan ini akan menghasilkan rasa percaya diri, bahwa dirinya berharga serta berguna. Sebaliknya, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka individu akan frustasi, pesimis, merasa dirinya tak berharga. Maslow menyatakan bahwa rasa harga diri yang sehat adalah hasil dari individu yang bersangkutan atau pencapaiannya, bukan berdasar pada keturunan atau pun opini orang lain. Dan Maslow menyebutnya sebagai “bahaya psikologis” jika seseorang hanya mendasarkan dirinya pada opini orang lain.
2.5. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan untuk aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang tertinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan-kebutuhan dibawahnya telah terpenuhi. Tanda dari aktualisasi diri menurut Maslow adalah hasrat individu mengungkapkan segala potensi yang dimilikinya untuk menjadi apa yang dia inginkan. Maslow menegaskan bahwa aktualisasi diri bukan hanya berbentuk penciptaan karya-karya atau hasil dari kemampuan-kemampuan khusus.
PANDANGAN BEBERAPA TOKOH PSIKOLOGI TENTANG KEPRIBADIAN YANG SEHAT
Dibawah ini disajikan beberapa pandangan tokoh psikologi mengenai konsep manusia sehat dan sehat mental.
Allport
Allport
mengakui bahwa masa kanak-kanak mempunyai andil dalam mewujudkan
pribadi yang sehat, hanya saja hubungan itu tidak bersifat fungsional
yang berkesinambungan. Menurut Allport peranan orang tua (ibu)
mempengaruhi perkembangan proprium anak. Jika seorang anak mendapat
kasih sayang yang cukup, perasaan aman, akan menumbuhkan identitas diri
dan diri akan meluas. Demikian pula jika seorang anak yang dibesarkan
dalam kondisi tidak aman, agresif, penuh tuntutan, egosentris,
pertumbuhan psikologisnya berkurang. Sebagai seorang dewasa, orang itu
akan dikontrol oleh dorongan masa kanak – kanak dan oleh keinginan dan
konflik dan mungkin mengembangakan suatu bentuk sakit jiwa.
Karakteristik Kepribadian yang Sehat Menurut Allport
- Memiliki kebutuhan yang terus menerus dan bervariasi serta menyukai tantangan-tatangan baru.
- Tidak menyukai hal-hal yang rutin dan mencari pengalaman-pengalaman baru.
- Mengambil risiko, berspekulasidan menyelidiki hal-hal baru.
- Aktivitas yang menghasilkan ketegangan.
- Melalui tantangan dan pengalaman baru manusia dapat bertumbuh dan berkembang.
- Pribadi sehat berfungsi secara sadar dan menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
- Pribadi yang matang tidak dikontrol oleh traumadan konflik mas kanak-kanak.
- Kebahagiaanbukan suatu tujuan hidup melainkan hasil dari keberhasilan integrasi kepribadian dalam mengejar inspirasi dan tujuan hidupnya.
- Kepribadian yang sehat “prinsip penguasaan dan kemampuan” Principle of mastery and competency.
- Proprium “Self” = Setiap pribadu memiliki keunikan masing-masing.
Bagaimana Kepribadian yang Sehat??
a) Perluasan Perasaan Diri.
Orang
yang matang adalah mereka yang mengembangakan perhatian di luar
dirinya. Tidak hanya sekedar berinteraksi dengan sesuatu di luar
dirinya, namun ia akan berpartisipasi penuh dan total ” partisipasi
otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting
dari usaha manusia ”.
Aktivitas
yang dimaksud oleh Allpport adalah yang relevan bagi diri, meningkatkan
kemampuan, dan membuat kita enjoy melakukannya. Kesehatan psikologis
seseorang berbanding lurus dengan peranannya terhadap aktivitas yang
dilakukkan.
b) Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain
Orang
yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan cinta terhadap orang
tua, teman, dan anak . Terdapat perbedaan antara cinta orang yang
neurosis dan cinta dari pribadi yang sehat. Orang yang neurosis harus
menerima cinta lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya,
dan syarat akan kewajiban. Sedangkan cinta dari pribadi yang sehat
adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan, sabar terhadap tingkah laku
orang lain, serta tidak mengadili atau menghukumnya
c) Keamanan Emosional
Kepribadian
yang sehat mampu menerima semua segi yang terdapat pada mereka,
termasuk segala kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif.
Orang yang sehat mampu hidup dengan segi lain dalam kodratnya, dengan
memilki sedikit konflik, baik dengan diri sendiri terlebih dengan
masyarakat. Kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi–emosi
manusia; bukan tawanan dari rasa emosinya. Mereka juga mampu mengontrol
emosi, sehingga tidak mengganggu aktivitas antar pribadi. Kualitas lain
dari keamana emosional adalah ” sabar terhadap kekecewaan ”. Orang yang
sehat akan sabar dalam menghadapi kemunduran, tidak menyerah pada
kekecewaan, melainkan mampu memikirkan jalan keluar untuk mencapai
tujuan.
d) Persepsi realistis
Orang
yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Mereka tidak
memepercaai bahwa orang di luar dirinya dan lingkungan bersikap kurang
bersahabat atau semuanya baik menurut prasangka pribadi terhadap
realitas
e) Keterampilan dan Tugas
Keberhasilan
dalam pekerjaan menunjukkan keterampilan dan bakat tertentu. Menurt
Allport orang yang sehat tidak akan tidak mengarahkan keterampilan pada
pekerjaan. Komitmen pada orang sehat begitu kuat sehingga mengantarkan
mereka pada kesanggupan menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan
dengan ego dan dorongan ketika terbenam dalam pekerjaan
Pekerjaan
dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas hidup.
Kematangan dan kesehatan psikologis tidak akan tercapai tanpa melakaukan
aktivitas yang penting dan melakukannya dengan penuh dedikasi,
komitmen, dan keterampilan – keterampilan.
f) Pemahaman Diri
Usaha
untuk memahami diri secara obyektif mulai pada awal kehidupan dan tidak
akan pernah berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingkat
pemahaman diri (self-objectification) tertentu yang berguna dalam setiap
usia. Tentunya kepribadian yang sehat akan mencapai suatu tingkat
pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis.
Orang
yang memiliki tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri
tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif
kepada orang lain. Biasanya orang seperti ini akan diterima dengan lebih
baik oleh orang lain. Allport mengatakan bahwa orang yang memiliki
wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang
memiliki wawasan diri yang kurang.
g) Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang
yang sehat tentunya akan melihat ke depan, yang didorong oleh
tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Menurut Allport,
dorongan yang mempersatukan adalah arah (directness), dan lebih terlihat
pada kepribadian yang sehat daripada orang yang neorotis. Arah akan
membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta
memberikan seseorang alasan untuk hidup.
Kerangka
untuk tujuan khusus itu adalah ide tentang nilai-nilai. Menurut Allport
nilai-nilai sangat penting bagi perkembangan suatu filsafah hidup yang
mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafah hidup
yang mempersatukan. Allport berpendapat bahwa, terdapat perbedaan antara
suara hati yang matang dan suara hati yang tida matang atau neurotis.
Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung
jawab terhadao diri sendiri dan kepada orang lain, dan mungkin berakar
dalam nilai-nilai agama atau etis, sedangkan suara hati yang tidak
matang sama seperti sura hati kanak-kanak yang patuh dan membudak, penuh
dengan pembatasan dan larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak
kedalam masa dewasa.
Carl Rogers
Orang yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya.
Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan, tidak statis. Aktualisasi
diri adalah suatu proses yang sulit dan terkadang menyakitkan.
Berkembangnya konsep diri yang sehat tergantung dari pengalman masa
kecil anak akan pnerimaan dan cinta kasih (ibu).
a) Terdapat tiga gambaran umum aktualisasi diri
1. Aktualisasi diri bukanlah merupakan keadaan yang menetap, melainkan suatu proses yang kontinu.
2.
Aktualisasi diri merupakan proses yang sukar bahkan terkadang
menyakitkan sehingga diperlukan keberanian untuk menjalaninya. Hal ini
juga menunjukkan bahwa orang yang mengaktualisasikan diri tidaklah
berbahagia di setiap masanya. Kebahagiaan itu akan timbul sebagai efek
dari aktualisasi diri ini.
3.
Orang yang mengaktualisasikan diri adalah benar-benar diri mereka
sendiri dan tidak bersembunyi di balik topeng ataupun menyembunyikan
sebagian dari dirinya.
b) Di samping ketiga hal umum tersebut, lima tanda-tanda orang yang melakukan aktualisasi diri adalah sebagai berikut:
1. Terbuka pada pengalaman
Orang
yang tidak mengembangkan penghargaan positif bersyarat akan
mengembangkan sikap yang terbuka pada pengalaman. Pengalaman tidak hanya
diterima namun juga dimanfaatkan untuk mengembangkan persepsi dan
ungkapan baru. Saat mengalami pengalaman, orang yang demikian lebih
mengalami emosi yang lebih kuat, baik emosi positif maupun negatif,
dibanding orang yang defensif.
2. Kehidupan eksistensial
Orang
yang berfungsi sepenuhnya, aktualisasi diri, akan hidup sepenuhnya
dalam setiap momen kehidupan karena ia terbuka pada setiap pengalaman.
Ia tidak akan beperasangka dan mudah menyesuaikan diri terhadap
pengalaman sehingga tidak harus memanipulasi apa yang dialaminya.
Menurut Rogers, kehidupan eksistensial ini merupakan ciri terpenting
kepribadian yang melakukan aktualisasi diri/keperibadian yang sehat.
3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Orang
yang mengaktualisasikan diri akan terbuka pada pengalaman sehingga ia
menerima semua informasi yang ada, bahkan dari segi selain pikirannya.
Organismenya secara keseluruhan, baik sadar dan tak sadar, faktor
emosional maupun intelektual, akan menyerap semua informasi yang
diterima. Hal ini menjadikannya dalam membuat keputusan dapat
mempercayai organismenya sendiri, intuisinya, impuls-impuls yang timbul
seketika. Ia menjadi spontan namun tidak terburu-buru (tidak
mempertimbangkan konsekuensi tindakan). Ia percaya dirinya sendiri.
4. Persaaan bebas
Orang
yang sehat dapat memilih dengan bebas dapat memilih dengan bebas tanpa
rintangan atau paksaan antara alternatif pikiran dan tindakan. Ia
memiliki perasaan berkuasa secara peribadi mengenai kehidupan. Karena
merasa bebas dan berkuasa, ia menjadi mampu melihat banyaknya pilihan
dalam kehidupan dan mampu melakukan pilihan-pilihan tersebut sesuai
kehendaknya.
5. Kreativitas
Dengan
ciri-ciri di atas membawa akibat yaitu orang yang sehat adalah orang
yang kreatif. Kreativitas dan spontanitas orang yang mengaktualisasikan
diri menjadikannya pantas untuk menjadi barisan depan dalam proses
evolusi manusia.
a)
Menurut rogers manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh
peristiwa-peristiwa pada masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa
lampau mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang
pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita.
b) Positive Regard,
suatu kebutuhan yang memaksa dan dimiliki semua orang. Semua anak
terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak
akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan yang ini. Anak puas
kalau dia menerima kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang lain,
tetapi ia akan kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat
cinta dan kasih sayang.
c) Self concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhu oleh ibu. Namun jika si-ibu tidak memberikan positive regard
kepada anak, anak akan menjadi peka terhadap suatu tanda penolakan.
Dalam hal ini anak mengharapkan bimbingan dan tingkah lakunya dari orang
lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena ia telah merasa kecewa, maka
kebutuhan positive regard sekarang bertambah kuat, anak bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi diri.
d) Kasih sayang yang diterima anak adalah syarat tingkah laku yang baik. Karna ia mengembangkan conditional positive regard
maka ia menginternalisasikan sikap-sikap ibu dan menerapkannya pada
dirinya sendiri. Dalam keadan ini berarti bahwa anak itu merasa suatu
perasaan harga dirinya dalam syarat-syarat tertentu.
e) Syarat utama timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat” (unconditional positive regard) pada
masa kecil. Hal ini berkenbang apabila ibu memberikan cinta dan kasih
sayang tanpa memperhatikan anak bertingkah laku. Cinta yang diberikan
debgan bebas ini bagi anak itu menjadi sekumpulan norma dan standar yang
diinternalisasikan.
f) Unconditional positive regard
tidak menghendaki bahwa semua pengekangan terhadap tingkah laku anak
tidak ada; tidak berarti bahwa anak diperbolehkan melakukan apa saja
yang diinginkan tanpa dinasihati.
Erich Fromm
Fromm
melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu
dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus di definisikan menurut bagaimna
baik nya masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar
semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya individu-individu
menyesuaikan diri dengan masyarakat. Karena itu kesehatan psikologis
tidak begitu banyak merupakan usaha masyarakat. Faktor kunci ialah
bagaimana suatu masyarakat memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan
manusia.
a)
Suatu masyarakat yang tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan,
kecurigaan, ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan merintangi
pertumbuhan penuh dari setiap individu. Suatu masyarakat yang sehat
membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta satu sama lain,
menjadi produktif yang kreatif, mempertajam dan memperhalus tenaga
pikiran dan objektivitasnya dan mempermudah timbulnya individu-individu
yang berfungsi sepenuhnya. Tetapi apabila kekuatan-kekuatan sosial
mencampuri kecenderungan kodrati untuk pertumbuhan, akibatnya ialah
tingkah laku irasional dan neurotis, masyarakat-masyarakat yang sakit
menghasilkan orang-orang yang sakit.
b)
Fromm melukiskan hakikat keadaan manusia sebagai kesepian dan
ketidakberartian. Menurut Fromm, kita adalah makhluk yang unik dan
kesepian. Sebagai akibat evolusi kita dari binatang-binatang yang lebih
rendah, kita tidak lagi bersatu dengan alam, kita telah mengatasi alam.
Tidak seperti tingkah laku binatang, tingkah laku kita tidak terikat
pada mekanisme-mekanisme instinktif. Akan tetapi perbedaan yang sangat
penting antara manusia dan binatang yang lebih rendah terletak pada
kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal. Kita mengetahui
bahwa kita akhirnya tidak berdaya, kita akan mati, dan terpisah dari
alam.
c)
Dorongan Kepribadian yang sehat. Sebagai organisme yang hidup, kita
didorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan
kelaparan, kehausan, dan seks. Apa yang penting dalam mempengaruhi
kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan psikologis. Semua manusia sehat
dan tidak sehat didorong oleh kebutuhan-kebutuhan tersebut, perbedaan
antara mereka terletak dalam cara bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini
dipuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan
psikologis secara kreatif dan produktif. Orang-orang yang sakit
memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan cara-cara irasional.
d) Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan :
1. Hubungan
Fromm
percaya bahwa pemuasan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan
orang-orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis. Ada
beberapa cara untuk menemukan hubungan. Beberapa cara adalah destruktif
(tidak sehat), dan cara-cara lainnya konstruktif (sehat). Seseorang
dapat berusaha untuk bersatu dengan dunia dengan bersikap tunduk kepada
orang lain, kepada suatu kelompok, atau kepada sesuatu yang ideal,
seperti Tuhan. Dengan menundukan diri, orang tidak lagi sendirian,
tetapi menjadi milik dari seseorang atau sesuatu yang lebih besar
daripada dirinya sendiri. Kemungkinan lain seseorang dapat berusaha
untuk berhubungan dengan dunia dengan menguasainya, dengan memaksa
orang-orang lain tunduk kepadanya. Cara yang sehat untuk berhubungan
dengan dunia adalah melalui cinta. Cinta memuaskan kebutuhan akan
keamanan dan juga menimbulkan sesuatu perasaan integritas dan
individualitas. Fromm tidak mendefinisikan cinta semata-mata dalam
pengertian erotis, definisinya meliputi cinta orangtua terhadap anak,
cinta kepada diri sendiri, dan dalam pengertian yang lebih luas,
solidaritas dengan semua orang dan mencintai mereka.
2. Trasendensi
Fromm
percaya bahwa dalam perbuatan menciptakan (anak-anak, ide-ide,
kesenian, atau barang-barang material) manusia mengatasi kodrat
eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai suatu
perasaan akan maksud dan kebebasan. Menciptakan ialah cara ideal atau
sehat untuk melebihi keadaan binatang yang pasif yang tidak diterima
oleh manusia karena kemampuan pikiran dan daya khayalnya. Tetapi apa
yang terjadi apabila seseorang tidak mampu menjadi kreatif ? kebutuhan
akan transendensi harus dipuaskan apabila tidak dengan suatu cara yang
sehat maka dengan suatu cara yang tidak sehat. Fromm percaya bahwa jalan
lain untuk kreativitas ialah destruktivitas. Destruktivitas , misalnya
kreativitas, merupakan suatu keterlibatan aktif dengan dunia. Inilah
satu-satunya pilihan yang dimiliki seseorang, yakni menciptakan atau
membinasakannya, mencintai atau membenci, tidak ada cara-cara lain untuk
mencapai transendensi. Destruktivitas dan kreativitas keduanya berakar
secara mendalam pada kodrat manusia. Akan tetapi, kreativitas merupakan
potensi utama dan menyebabkan kesehatan psikologis.
3. Berakar
Cara
yang ideal adalah membangun suatu perasaan persaudaraan dengan sesama
umat manusia, suatu perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan
partisipasi dalam masyarakat. Perasaan solidaritas dengan orang-orang
lain ini memuaskan kebutuhan untuk berakar, untuk berkoneksi da
berhubungan dengan dunia. Cara yang tidak sehat untuk berakar ialah
dengan memelihara ikatan-ikatan sumbang masa kanak-kanak dengan ibu.
Sedikit banyak, orang yang demikian tidak pernah sanggup meninggalkan
rumah dan terus berpegang teguh pada keamanan ikatan-ikatan keibuan.
Ikatan-ikatan sumbang dapat meluas melampaui hubungan anak-ibu dan
memasukan seluruh kelompok keluarga. Dengan mepertahankan ikatan-ikatan
sumbang dalam setiap tingkat, seseorang menutup pengalaman-pengalaman
tertentu dan membatasi cinta dan solidaritas hanya untuk beberapa
manusia. Situasi ini tidak membiarkan perhatian, pembagian, dan
partisipasi penuh dengan dunia pada umumnya yang merupakan suatu syarat
untuk kesehatan psikologis. Seseorang yang hanya mencintai beberapa
orang, yang merasakan suatu perasaan persaudaraan dengan suatu bagian
kemanusiaan yang terbatas, tidak sanggup mengembangkan seluruh potensi
manusianya.
4. Perasaan identitas
Manusia
juga membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik,
suatu identitas yang menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam
hal perasannya tentang dia, siapa dan apa. Cara yang sehat untuk
memuaskan kebutuhan ini adalah individualitas, proses dimana seseorang
mencapai suatu perasaan tertentu tentang identitas diri. Sejauh mana
kita masing-masing mengalami suatu perasaan yang unik tentang diri
(selfhood) tergantung pada bagaimana kita berhasil memutuskan
iaktan-ikatan sumbang dengan keluarga, suku, atau bangsa kita.
Orang-orang dengan perasaan individualitas yang berkembang baik
mengalami diri mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri,
dan kehidupan mereka tidak dibentuk oleh orang-orang lain. Dengan cara
ini, identitas ditentukan berdasarkan kualitas-kualitas suatu kelompok,
bukan berdasarkan kualitas-kualitas diri. Dengan melekat pada
norma-norma, nilai-nilai, dan tingkah laku kelompok-kelompok itu,
seseorang benar-benar menemukan semacam identitas.
5. Kerangka orientasi
Dasar
yang ideal untuk kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang
digunakan seseorang untuk mengembangkan suatu gambaran realistis yang
objektif tentang dunia. Yang terkandung dalam hal ini ialah kapasitas
untuk melihat dunia (termasuk diri) secara objektif, untuk menggambarkan
dunia dengan tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa subjektif
dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan orang sendiri. Fromm
sangat mementingkan persepsi objektif tentang kenyataan. Semakin
objektif persepsi kita, semakin juga kita berhubungan dengan kenyataan,
jadi semakin matang dan semakin tangkas pula kita dalam menanggulangi
dunia luar. Pikiran harus dikembangkan dan diterapkan dalam semua segi
kehidupan. Suatu yang kurang ideal dalam membangun suatu kerangka
orientasi adalah lewat irasionalitas. Hal ini, meyangkut suatu pandangan
subjektif tentang dunia, peristiwa-peristiwa, dan pengalaman-pengalaman
dilihat tidak menurut apa adanya tetapi menurut apa yang diinginkan
orang terhadapnya. Tentu saja, suatu kerangka subjektif juga memberikan
suatu gambaran dunia. Meskipun kerangka subjektif mungkin merupakan
khyalan tetapi tetap riil bagi individu yang mempertahankannya.
· Kodrat
Manusia yang Sehat. Orang-orang yang demikian mencintai sepenuhnya,
kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang,
mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan
identitas yang kuat, berhubungan dan berakar dengan dunia, subjek atau
pelaku dari diri dan nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
· Fromm
menyebut kepribadian yang sehat adalah orientasi produktif. Konsep itu
menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi
manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm menunjukkan bahwa
kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi
semua segi kehidupan, renspons-respons intelektual, emosional, dan
sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa
didunia dan terhadap diri.
· Menjadi
produktif berarti orang menggunakan semua tenaga dan potensinya. Kata
“produktif” mungkin menyesatkan karena kita cenderung memikirkan kata
itu dalam pengertian manghasilkan sesuatu seperti barang-barang
material, karya-karya seni atau ide-ide. Fromm mengartikan kata itu jauh
lebih luas daripada ini. Mungkin berguna kalau memikirkan produktivitas
itu sinonim dengan berfungsi sepenuhnya, mengaktualisasikan diri,
mencintai, keterbukaan, dan mengalami. Orang-orang sehat menciptakan
diri mereka dengan melahirkan semua potensi mereka, dengan menjadi semua
menurut kesanggupan mereka, dengan memenuhi semua kapasitas mereka.
Kepribadian Produktif menurut Fromm:
1) Cinta yang produktif,
Karena
cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang perhatian,
tanggung jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain
berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka),
sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, dan membantu
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Hal ini berarti memikul tanggung
jawab untuk orang-orang lain, dalam pengertian mau mendengarkan
kebutuhan-kebutuhan mereka juga orang-orang yang dicintai dipandang
dengan respek dan menerima individualitas mereka, mereka dicintai
menurut siapa dan apa adanya. Dan untuk menghormati mereka, kita harus
memiliki pengetahuan penuh terhadap mereka, kita harus memahami mereka
siapa dan apa secara objektif.
2) Pikiran yang produktif,
Pikiran
yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas.
Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek
pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan
memperhatikannya. Fromm percaya bahwa semua penemuan dan wawasan yang
hebat melibatkan pikiran objektif, dimana pemikir-pemikir didorong oleh
ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh masalah.
3) Kebahagiaan,
Orang-orang
yang produktif ialah orang-orang yang berbahagia. Fromm menulis bahwa
suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya
seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagiaan merupakan prestasi (kita)
yang paling hebat. Fromm membedakan dua tipe suara hati otoriter dan
suara hati humanistis.
4) Suara hati.
Suara
hati otoriter adalah penguasa dari luar yang diinternalisasikan, yang
memimpin tingkah laku orang itu. Penguasa itu dapat berupa orang tua,
Negara, atau suara kelompok lainnya yang mengatur tingkah laku melalui
ketakutan orang itu terhadap hukuman karena melanggar kode moral dari
penguasa. Suara hati humanistis ialah suara dari diri dan bukan dari
suatu perantara dari luar. Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku
bersifat internal dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan
apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh
kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan rasa
persetujuan dan kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan
produktif memimpin dan mengatur diri sendiri.
Abraham Maslow
Menurut Maslow, setiap individu memiliki potensi untuk berkembang (Personal growth). Dalam menjelaskan kebutuhan manusia, Maslow membntuk hirarki kebutuhan menjadi:
1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Rasa aman
3. Kebutuhan Kasih sayang
4. Kebutuhan Penghargaan
5. Aktualisasi Diri
Kepribadian
normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi.
Organisasi adalah keadaan normal, dan disorganisasi berarti patologik.
· Organisme
dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada
bagian yang dapat dipelajari dlam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut
hukum-hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
· Organisme
memiliki satu drive yang berkuasa, yaki aktualisasi diri (self
actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk
merealisasi potensi inheren yang dimilikinya pada ranah mana pun ynag
terbuka baginya.
· Pengaruh
lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi
organisme, jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat, akan
menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral.
· Penelitian
yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitian
ekstensif terhdap banyak orang mengenai fungsi piskologis yang
diisolir.
· Kebutuhan
dasar disebut deficiency need. Karena kegagalan untuk memuaskan
kebutuhan dasar mengakibatkan individu merasakan kekurangan sesuatu.
· Kebutuhan
meta disebut being need. Karena kebutuhan memberikan sumbangan yang
lebih besar untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk kesehatan yang
lebih baik, usia panjang, dan memperluas efisiensi biologis.
· Perbedaan
kepuasan antara kebutuhan dasar dengan kebutuhan meta: kebutuhan yang
lebih rendah hanya menghasilkan kepuasan biologis. Sedangkan kebutuhan
yang lebih tinggi memberi kepuasan biologis dan psikologis karena
menghasilkan kebahagiaan yang mendalam, kedamaian jiwa, dan kebutuhan
kehidupan batin.
· Kebutuhan
yang lebih tinggi bersifat lebih kompleks, maksudnya kepuasan pada
kebutuhan yang lebih tinggi melibatkan lebih banyak persyaratan dan
lebih kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah.
Misalnya, usaha memperoleh aktualisasi diri memerlukan prasyarat: semua
kebutuhan sebelumnya telah dipuaskan dan melibatkan tingkah laku yang
lebih rumit dan canggih dibanding usaha mendapat makanan.
· Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatis maksudnya, yt : umumnya
kebutuhan fisiologis bersifat homeostatik (usaha menjaga keseimbangan
unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, serta kebutuhan istirahat dan
seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut, semua
kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya
untuk memenuhi kebutuhan ini.
· Kegagalan memenuhi kebutuhan ditunjuk sebagai penyebab utama psikopatologi,
karena pengalaman kasih sayang anak-anak menjadi dasar perkembangan
kepribadian yang sehat. Gangguan penyesuaian bukan disebabkan oleh
frustasi keinginan sosial, tetapi lebih karena tidak adanya keintiman
psikologik dengan orang lain.
Ciri-ciri pribadi yang sehat menurut Abraham maslow:
1. Menerima realitas secara tepat
Orang-orang
yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia
sekitarnya secara objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan
denagn cepat penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata
pada keputusan dan persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat
pandangan-pandangan yang berat sebelah atau prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian
yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka
sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk
ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin
objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik kemampuan
kita untuk berpikir secara logis, untuyk mencapai kesimpulan-kesimpulan
yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual.
2. Menerima diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan
dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya,
mereka tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu-individu
yang sangat sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat,
tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal
tersebut. Karena orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka,
maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka
santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua
tingkat kehidupan.
Sebaliknya,
orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah
atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di
hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang
lebih konstuktif.
3. Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian
diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.
Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara
kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.
Dalam
situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan
orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk
sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak
sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau
mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan
adapt-adat social. Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat
kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh
orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut.
Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan
aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan
memberontak.
4. Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang
yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat
bahwq pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka
adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus
mereka lakuakn tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat
penghasilan.
Mereka
tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau
kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan.
Menantang dan mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan
mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling, dan
membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa.
5. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk
pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain
untuyk kepuasan mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan
diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka sangatt egosentris
dan terarah kepada dir mereka sendiri.
Sebaliknya,
orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada
orang-orang lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan
untuk diri mereka.
6. Memiliki ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian
diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan
fisik. Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan
tingkat otonomi mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan
terhadap krisis atau kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat
mengahncurkan orang-orang yang sehat mungkin hamper tidak dirasakan oleh
mereka. Mereka mempertahankan suatu ketenangan dasar di tengah apa yang
dilihat oleh orang-orang yang kurang sehay sebagai malapetaka.
7. Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai
pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu
terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan
terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan
terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai akibatnya, mereka
merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih terhadap apa yang
mereka miliki dan dapat mereka alami.
8. Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana
orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase,
kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti
pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam.
Maslow
menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat
juga ada pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang
ringan ini kadang- kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi
individu yang lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih
sering dari pada orang- orang biasa, dan mungkin sering kali terjadi
setiap hari.
9. Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian
diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam
terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu
kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari satu keluarga (manusia) dan
memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain dalam
keluarga.
Orang-
orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan
lebih baik daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan
memahamii hal- hal itu dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali
merasa tertekan atau marah karena tingkah laku orang- orang lain yang
bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mampu
mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain daripada
orang- orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki
cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan
identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain.
Meskipun
orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi
diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya
terhadap anak- anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang
kritis, congkak atau sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah pada nilai-nilai demokratis
Orang
yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas
social, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau
warna kulit.mereka sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa
saja yang dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12. Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
Dapat
membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan
atau cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk
mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar
dan salah. Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau tidak
konsisten dalam hal- hal etis, terombang- ambing, atu berganti-ganti
antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13. Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang
yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang
menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil
keuntungan dari rasa rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor
pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi
Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi
diri bersifat filosofis, humor yang menertawakan manusia, pada umumnya,
tetapi bukan kepada seseorang yang khusus. Humor ini kerap kali bersifat
intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang dituju dan juga
menyimpulkan tertawa
14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
Kreatifitas
merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi-
pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif,
meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni.
Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan
psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi
terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari
suatu karya seni.
15. Memiliki integritas tinggi yang total
Pengaktualisasi
– pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu
melawan dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau
bertindak menurut cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus
terang menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat
ini mungkin tampaknya seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau
karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.
Carl Gustav Jung
Dalam
pendekatannya terhadap kepribadian Jung menyatakan bahwa
kekuatan-kekuatan ketidaksadaran yang lebih dalam dan tersembunyi bukan
hanya pengalaman yang dikumpulkan manusia dalam hidup, tetapi juga
pengalaman-pengalaman yang telah dikumpulkan oleh semua anggota spesies
manusia dan nenek moyang binatangnya. Setiap manusia punya Persona
tetapi, persona bias menjadi bumerang dan berbahaya jika individu yakin
dan persona yang dipakainya itu adalah kodrat dirinya= tidak sehat.
a)
Aspek psikis terdiri dari beberapa komponen, ialah: alam bawah sadar
personal, yaitu bentukan pengalaman tertentu yang di represi. Dan, alam
bawah sadar kolektif, yang isinya berupa arketipe. Arketipe sendiri yang
tipikal mencakup beberapa hal, diantaranya: persona, shadow,
anima-animus dan self.
b)
Persona secara harafiah berarti topeng.Berfungsi untuk
merepresentasikan sisi kepribadian yang di tunjukkan kepada dunia.
Artinya, segenap tingkah-laku / ‘wajah’ yang kita hadapkan pada dunia
berdasar peran-peran tertentu yang diterima oleh lingkungan. Misal,
seorang psikolog musti mampu membaca kepribadian orang dan harus menjadi
contoh kepribadian yang sehat.
c)
Shadow adalah arketipe kegelapan dan represi yang merepresentasikan
kualitas-kualitas yang tidak ingin kita akui dan berusaha kita
sembunyikan dari orang lain.. bahkan dari diri sendiri.
d) Anima adalah sisi feminin seorang laki-laki, sedangkan animus adalah sisi maskulin dari seorang perempuan.
e)
Self adalah: arketipe yang paling sempurna. Individu yang sehat
memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan berbagai aspek tersebut hingga
mencapai self: pribadi yang seutuhnya. Diri sejati.
f) Keseimbangan. Self adalah representasi kepribadian yang ideal.
g)
Ketahanan untuk mau mengakui sisi buruk dan berjarak dengan persona
yang kadangkala membuat kita ‘nyaman’ dan ‘aman’. Padahal, sungguh, apa
yang kita kenal sebagai kepribadian kita hari ini adalah bukan
kepribadian sejati.
h)
Mengenali aspek psikis adalah langkah awal untuk mengenal diri yang
sesungguhnya. mengenalinya tidak menjamin kita memiliki daya kontrol
terhadapnya. Bahasan Psikologi hanya sebatas pada pengenalan dimensi
psikis. Seorang Jung juga tidak bisa menjamin apakah kepribadian kita
sejati atau tidak. Kapasitas beliau hanya terbatas bagaimana seseorang
dapat terlepas dari represi dan beragam kompleks.
Pribadi yang Terindividuasi:
1. Menyadari segi-segi diri yang diabaikan
2. Pengorbanan tujuan-tujuan material dari masa remaja-dewasa untuk mencapai tujuan hidup.
3. Memahami impuls-impuls animalis dan primitive
4. Memiliki integritas diri.
5. Penerimaan dan toleransi terhadap kodrat manusia.
Menurut Jung, Manusia sehat adlah:
1. Memiliki integritas diri sebagai pengungkapan diri.
2. Mampu menerima apa yang tidak diketahui dan misterius.
3. Memiliki kepribadian yang universal.
Victor Frankl
Menurut
Frakl, pribadi sehat adalah pribadi yang mampu menentukan makna hidup.
Frankl menentang teori tntang kondisi manusia yang ditentukan dari
isntink biologis dan konflik masa lalu melainkan tergantung dari
kebebasan individu dalam menentukan pilihan.
a) Menurut Frankl, hakekat dari eksistensi manusia terdiri dari 3 faktor, yaitu:
- Spiritualitas. Spiritualitas adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidak dapat direduksikan, tidak dapat diterangkan dengan istilah – istilah material, meskipun dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun tidak dihasilkan atau disebabkan oleh dunia material itu. Menurutnya lebih baik jika dapat dipikirkan sebagai roh atau jiwa.
- Kebebasan. Adanya suatu keadaan dimana manusia tidak didikte oleh faktor – faktor non spiritual, insting, warisan kita yang khusus atau kondisi lingkungan.
- Tanggung jawab. Tidak cukup merasa bebas untuk memilih namun manusia juga harus menerima tanggung jawab terhadap pilihan tersebut. Logotherapy mengingatkan manusia terhadap tanggung jawab dengan kalimat berikut, “Hiduplah seolah – olah anda hidup untuk kedua kalinya, dan bertindak salah untuk pertama kalinya kira – kira demikian anda bertindak sekarang.”
b) Ada 3 cara yang dikemukakan oleh logotherapy untuk menuntun pada pencarian arti kehidupan, yaitu:
- Dengan memberi kepada dunia lewat suatu ciptaan / karya.
- Dengan mengambil sesuatu dari dunia melalui pengalaman
- Dengan sikap yang diambil manusia dalam menyikapi penderitaan.
c)
Frankl tidak menyajikan suatu daftar dari sifat-sifat kepribadian yang
sehat. Akan tetapi, secara umum dapat dikatakan orang-orang macam apakah
mereka itu :
- Mereka bebas memilih tindakan mereka sendiri
- Mereka secara pribadi bertanggung jawab terhadap tingkah laku hidup mereka dan sikap yang mereka anut terhadap nasib mereka
- Mereka tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri mereka
- Mereka telah menemukan arti dalam kehidupan yang cocok dengan mereka
- Mereka secara sadar mengontrol kehidupan mereka
- Mereka mampu mengungkapkan nilai-nilai daya cipta, nilai-nilai pengalaman, atau nilai-nilai sikap
- Mereka telah mengatasi perhatian terhadap diri
d) Ada beberapa sifat lain dari kepribadian-kepribadian yang sehat, di antaranya:
- Mereka berorientasi ke masa depan, diarahkan pada tujuan-tujuan dan tugas-tugas yang akan datang.
- Komitmen terhadap pekerjaan. Salah satu cara untuk memperoleh arti dari kehidupan adalah dengan nilai-nilai daya cipta, memberi sesuatu kepada dunia, dan nilai ini dengan sangat baik diungkapkan melalui pekerjaan atau tugas seseorang.
- Kemampuan memberi dan menerima cinta. Apabila kita dicintai, kita menjadi orang yang sangat diperlukan dan tidak dapat diganti. Apabila kita mencintai, kita dapat membuat orang yang dicintai sanggup merealisasikan potensi-potensi yang belum dimanfaatkan dengan menyadarkan mereka tentang potensi mereka untuk menjadi apa.
Sumber :
http://www.psychologymania.com/2011/08/pandangan-beberapa-tokoh-psikologi.html?m=1
https://xiaolichen14.wordpress.com/2013/03/25/teori-kepribadian-sehat/