Kelas : 3 PA 16
NPM : 18513967
I. PENGANTAR
A.
.
PSIKOLOGI MANAJEMEN
Secara etimologi, psikologi
berasal dari kata Yunani "psycho" yang artinya jiwa, dan
"logos" yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang jiwa. Baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya. Dengan singkat disebut ilmu jiwa.
Secara terminologi Psikologi
menurut kesimpulan para ahli adalah ilmu yang mempelajari semua tingkah laku
dan perbuatan individu. Dimana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari
lingkungannya.
Secara terminologi. pengertian
manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
mengeerakan, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan
mendaya gunakan sumber daya manusia sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Ada
beberapa jenis manajemen, yaitu :
Manajemen
Sumber Daya Manusia. Dalam hal ini
difokuskan pada unsur manusia pekerja. Pokok-pokok yang dipelajari dalam
manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian ,
kedisiplinan, pengembangan, dan sebagainya.
Manajemen
Permodalan. Fokus tertuju pada "bagaimana menarik modal yang cost of money
nya relatif rendah dan bagaimana modal"
Manajemen
Akuntansi Biaya. Membahas masalah material, agar efisien dan efektif. Jadi
dalam hal ini bagaimana cara agar terciptanya barang yang berkualitas dengan
harga yang relatif rendah.
Manajemen
Produksi. Mengenai pengertian produksi, tata ruang perusahaan, peralatan, dan
cara-cara untuk memproduksi barang/jasa agar kualitasnya baik
Manajemen
pemasaran. Bagaimana agar orang-orang mau mengkonsumsi atau menggunakan
barang/jasa yang diproduksi.
B. PSIKOLOGI ORGANISASI
Psikologi organisasi adalah
bidang yang menggunakan metodologi ilmiah untuk lebih memahami perilaku
individu dalam pengaturan organisasi. Pengetahuan ini diterapkan, dalam
berbagai cara, untuk membantu fungsi organisasi lebih efektif. Hal ini penting
karena organisasi yang efektif biasanya lebih produktif, sering memberikan jasa
berkualitas tinggi dan biasanya lebih sukses secara finansial dari organisasi
yang kurang efektif.
Dalam arti paling umum, psikologi
organisasi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku individu
dan perilaku kelompok dalam aturan organisasi normal. Katz dalam Khan, dalam
karya klasik mereka, The Psychology Social Organisasi (1978), menyatakan bahwa
esensi dari sebuah organisasi adalah pola atau motif perilaku manusia. Ketika
berperilaku berpola, maka struktur dikenakan pada individu.
II. . KOMUNIKASI
A. DEFINISI KOMUNIKASI
Dalam kehidupan sehari-hari,
komunisasi (communication) adalah hal terpenting dalam mempererat tali
silaturahmi. Dengan komunikasi juga kita dapat memahami orang lain. Dapat
disimpulkan komuniaksi adalah suatu interaksi yang saling mempengaruhi satu
sama lain secara verbal atau non verbal.
Adapun
beberapa definisi komunikasi menurut para ahli :
Menurut
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss komunikasi adalah proses pembentukan makna di
antara dua orang atau lebih
Menurut
Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson komunikasi adalah proses memahami dari
berbagai makna
Menurut
William I Gordon komunikasi adalah suatu interaksi dinamis yang melibatkan
gagasan dan perasaan.
B. DIMENSI- DIMENSI KOMUNIKASI MELIPUTI :
1.
ISI
Isi
adalah apa yang dibicarakan dalam komunikasi antara satu orang dengan orang
yang lain atau bahkan lebih.
2.
KEBISINGAN
Kebisingan
adalah tinggi rendahnya suara yang terdengar dalam melakukan komunikasi atau
juga bisa dikatakan hal hal yang menggangu pengiriman
3.
Jaringan
Jaringan
adalah sejauh mana seseorang meluaskan jangkauan informasinya dalam melakukan
komunikasi. Diantaranya ada komunikasi yang bergantung pada (jaringan satelit )
4.
Arah
Dalam
komunikasi terdiri dari 2 arah yaitu :
1.
Komunikasi 1 arah adalah hanya satu orang berbicara menyampaikan informasi
untuk satu orang atau lebih contohnya promosi produk tertentu atau guru
dikelas.
2.
Komunikasi 2 arah adalah adanya interaksi antara satu orang menyampaikan
informasi satu orang atau lebih juga ikut berbicara sehingga terciptanya
interaksi untuk menyampaikan beberapa informasi.
III. MEMPENGARUHI PERILAKU
A. DEFINISI PENGARUH
Surakhmad
(1982:7) menyatakan bahwa pengaruh
adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam
yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.
Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan
suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda
serta segala sesuatu yang ada di alam
sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.
o PERUBAHAN PERILAKU INDIVIDUAL
Bentuk-bentuk
Perubahan Perilaku Individu.
1. Perubahan Alamiah ( Natural Change )
Perilaku
manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian
alamiah. Contoh : perubahan perilaku yang disebabkan karena usia seseorang.
2. Perubahan terencana ( Planned Change )
Perubahan
perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.contoh : perubahan perilaku seseorang karena tujuan
tertentu atau ingin mendapatkan sesuatu yang bernilai baginya.
3. Kesediaan untuk berubah ( Readdiness to
Change )
Apabila
terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam organisasi,
maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima
inovasi atau perubahan tersebut, dan ada
sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan
tersebut.
Contoh
: perubahan teknologi pada suatu lembaga organisasi, misal dari mesin ketik
manual ke mesin komputer, biasanya orang yang usianya tua sulit untuk menerima
perubahan pemakaian teknologi tersebut.
o MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU
1. Pengertian Sikap
Sikap
adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau
berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi
obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya.
Menurut
Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk
bereaksi (disposition to react) secara positif (favorably) atau secara negatif
(unfavorably) terhadap obyek – obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield
(dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat
menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai
aspek dunia individu.
Sedangkan
La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan definisi sikap sebagai suatu pola
perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan
diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap
stimuli sosial yang telah terkondisikan. Lebih lanjut
Soetarno
(1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa
diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan
kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.
Meskipun
ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam
manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial
dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di
lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon
yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
2. Pengertian Perilaku
Perilaku
adalah keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya
yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik.
Robert
Y. Kwick (1972) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.
Menurut
Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme
terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila
ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan,
dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku
tertentu pula.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Proses
belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial,
individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang
dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
adalah:
Pengalaman
Pribadi
Untuk
dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan
kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang
melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih
lama berbekas.
Kebudayaan
B.F.
Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk
kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain
daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement
(penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk
sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.
Orang
lain yang dianggap penting.
Pada
umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang
dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan
untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.Media massa Sebagai sarana komunikasi, berbagai media
massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini
dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan
memberi dasar afektif dalam mempresepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap tertentu.
Peran
Wewenang Dalam Psikologi Manajemen
Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Secara klasik, wewenang dimiliki oleh atasan dan bawahan berkewajiban
mematuhinya. Kondisi ini dapat menimbulkan kekuasaan yang sewenang-wenang.
Pandangan pengakuan berdasarkan adanya pengakuan dari seseorang yang
dipengaruhi terhadap orang lain yang mempengaruhi mereka. Dengan demikian,
dalam lingkup sempit, wewenang yang sah belum tentu memperoleh pengakuan orang
lain.
Peranan kekuasaan (power) di dalam
proses mempengaruhi. Memusatkan pada suatu bentuk kekuasaan, yaitu wewenang
(authority). Pengertian wewenang terutama adalah mengenai pangkat, peranan dan
posisi yang resmi sebagai alat untuk mengendalikan dan mempengaruhi perilaku
atau pribadi-pribadi lain. Wewenang adalah suatu alat untuk membatasi perilaku
(sekalipun jika pembatasan itu menimbulkan frustasi), untuk menciptakan
keserbasamaan dengan jalan meratakan perbedaan individual. Wewenang adalah
suatu alat yang penting dan efisien sebab wewenang mempunyai keuntungan seperti
senapan pemburu. Wewenang sebagai suatu senjata yang membatasi, yang terbuka
dan langsung.
Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan
fakto ewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer
menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi. Wewenang
formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh
informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk
mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada
kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka. Weber menyebut
wewenang sebagai wewenang yang legal dan sah. Weber juga membagi wewenang
menjadi wewenang kharismatik, rasional, dan tradisional.
Menurut Edward E. Sampson, terdapat
perspektf yang berpusat pada personal dan perspektif yang berpusat pada
situasi. Perspektif yang berpusat pada personal mempertanyakan faktor-faktor
internal apakah, baik berupa instik, motif, kepribadian, sistem kognitif yang
menjelaskan perilaku manusia.
Faktor
Biologis
Telah diakui secara meluas adanya
perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia, dan bukan perngaruh lingkungan
atau situasi. Diakui pula adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku
manusia, yang lazim disebut sebagai motif biologis. Yang paling penting dari
motif biologis adalah kebutuhan makan-minum dan istirahat, kebutuhan seksual,
dan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya.
Unsur
yang ada di dalam wewenang :
a.
Wewenang ditanamkan pada posisi seseorang. Seseorang mempunyaiwewenang karena
posisi yang diduduki, bukan karena karakteristik pribadinya;
b.
Wewenang tersebut diterima oleh bawahan. Individu pada posisi wewenang yang sah
melaksanakan wewenang dan dipatuhi bawahan karena dia memiliki hak yang sah;
serta
c.
Wewenang digunakan secara vertikal. Wewenang mengalir dari atas ke bawah
mengikuti hierarkii organisasi.
Ada
4 Macam model mempengaruhi seseorang
1.
Dengan menggunakan Wewenang.
2.
Dengan menggunakan Tekanan dan paksaan.
3.
Dengan Melakukan Manipulasi.
4.
Dengan melakukan Kerja sama.
sumber :
buku psikologi management diterbitkan oleh erlangga